
“PEMBUATAN
ABON IKAN LELE”

OLEH:
· BAYU NUR HADI (06)
· FEBY MONICA FITRI (14 )
· HETI YANTI FANDU S. (16)
· IMMA MATUNNISYA (17)
· MAYA ORMILA (20 )
· SRI WAHYUNINGSIH (32)
SMK
NEGERI 5 JAMBER
TAHUN
AJARAN 2014/2015
I.
![]() |
PENDAHULUAN
Ikan,
didefinisikan secara umum sebagai hewan yang hidup di air, bertulang belakang,
poikiloterm, bergerak dengan menggunakan sirp, bernafas dengan insang, dan
memiliki gurat sisi (linea lateralis) sebagai organ keseimbangannya.
Namun apabila kita mengacu kepada undang-undang 31 tahun 2004 tentang perikanan
sebagaimana telah diubah dalam undang-undang 45 tahun 2009, maka definisi ikan
yang dimaksud menjadi berbeda dan luas cakupannya. Menurut Pasal 1
Undang-Undang 45 tahun 2009, ikan adalah segala jenis organisme yang
seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Ikan adalah
anggota vertebrata
poikilotermik
(berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan insang.
Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari
27000 di seluruh dunia.
Ikan lele adalah salah satu ikan yang berasal dari Taiwan dan pertama kali
masuk ke Indonesia pada tahun 1985 melalui sebuh perusahaan swasta di Jakarta
(Suryanto, 1986). Lele (Clarias sp.) merupakan
salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak dibudidayakan di
Indonesia, dalam habitatnya ikan lele sangat fleksibel, dapat dibudidayakan
dengan padat penebaran tinggi, pertumbuhannya sangat pesat, dan dapat hidup
pada lingkungan dengan kadar oksigen rendah.
Ikan lele (Clarias sp.) adalah ikan yang termasuk dalam golongan catfish.
Ikan lele mudah beradaptasi meskipun dalam lingkungan yang kritis, misalnya
perairan yang kecil kadar oksigennya dan sedikit air. Ikan lele juga termasuk
ikan omnivor, yaitu pemakan segala jenis makanan tetapi cenderung pemakan daging atau
karnivora. Secara alami ikan lele bersifat
nokturnal, artinya aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat yang gelap,
tetapi dalam usaha budidaya ikan lele dibuat beradaptasi menjadi diurnal (Suryanto, 1986).
Ikan lele mempunyai bentuk badan
yang berbeda dengan ikan lainnya, sehingga dapat dengan mudah dibedakan dengan
jenis-jenis ikan lain. Menurut Astuti (2003) ikan lele memiliki bentuk badan
yang memanjang, berkepala pipih, tidak bersisik, memiliki empat pasang kumis
yang memanjang sebagai alat peraba, dan memiliki alat pernapasan tambahan (arborescent
organ). Bagian depan badannya terdapat penampang melintang yang membulat,
sedang bagian tengah dan belakang berbentuk pipih.
![]() |
Kandungan ikan lele:
- - Lele (budidaya), 1 fillet (141.5g) (dimasak, panas kering) (5 oz.)
- - Kalori: 217
- - Protein: 26.7g
- - Karbohidrat: 0.0g
- - Total Fat: 11.5g
- - Fiber: 0.0g
- - Excellent sumber: Selenium (20.7mcg), dan Vitamin B12 (4mcg)
- - Sumber yang baik: Kalium (459mg), dan Niacin (3.6mg)
Berdasarkan hasil penelitian,lele
memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.dalam 500 gram lele dumbo (kira-kira
terdiri dari 4 ekor)mengandung 12 gram protein,energi 149 kalori,lemak 8,4 gram
dan karbohidrat 6,4 gram.
- Makanan yang merupakan “sumber yang sangat baik” dari nutrisi tertentu menyediakan 20% atau lebih dari nilai harian yang dianjurkan, berdasarkan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) .
- Ketika dimasak (panas kering), lele liar memberikan 0,333 gram omega-3 asam lemak, berasal dari EPA (0.1g), DHA (0.137g), dan ALA (0.096g), per 100 gram ikan lele liar. Ketika dimasak (panas kering), lele budidaya memberikan 0,259 gram omega-3 asam lemak, berasal dari EPA (0.049g), DHA (0,128), dan ALA (0.082g), per 100 gram ikan lele budidaya.
Abon adalah makanan yang yang terbuat dari serat daging hewan. Penampilannya
biasanya berwarna cokelat terang hingga kehitam-hitaman dikarenakan dibumbui
kecap. Abon tampak seperti serat-serat kapas, karena didominasi oleh
serat-serat otot yang mengering yang disuwir-suwir. Karena kering dan nyaris
tak memiliki sisa kadar air, abon biasanya awet disimpan berminggu-minggu
hingga berbulan-bulan dalam kemasan yang kedap udara.
![]() |
Selain tebruat dari bahan dasar daging (sapi, kambing, kuda, babi dan domba), ada beberapa abon yang pembuatannya memakai bahan dasar dari makanan laut, seperti ikan tuna, ikan lele, ikan tongkol, belut, dan udang.
Abon adalah suatu jenis lauk pauk yang kering dibuat
dari daging dengan penambahan bumbu dan digoreng. Pembuatan abon merupakan
salah satu cara memperpanjang masa simpang daging. Selain itu abon merupakan
bahan makanan yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia karena abon
mempunyai rasa yang khas dan abon mudah diterima oleh konsumen (Natasasmita dan
Tauhid, 1987).
Menurut (Lawrie, 2003) mengemukakan bahwa abon umumnya
memiliki komposisi gizi yang cukup baik dan dapat dikonsumsi sebagai makanan
ringan dan sebagai lauk pauk. Pembuatan abon dapat dijadikan sebagai salah
alternatif pengolahan bahan pangan sehingga umur simpan bahan pangan dapat
lebih lama, disamping itu cara pembuatan abon juga cukup mudah sehingga dapat
dikembangkan sebagai suatu unit usaha keluarga (home industri) dan layak untuk
dijadikan sebagai salah satu alternatif usaha.
Sama seperti jenis abon
lainnya, abon lele juga memiliki tekstur yang sangat halus karena terbuat dari
daging yang dihaluskan, serta sangat kering yang hampir tidak memiliki
kandungan air sama sekali. Abon seperti ini bisa didapatkan ditoko-toko makanan
atau oleh-oleh yang kemungkinan juga sudah tersebar diberbagai daerah walaupun
tidak sebanyak abon sapi. Selain itu seperti kita ketahui semua jika ikan lele
sendiri adalah salah satu jenis ikan tawar yang paling banyak dibudidayakan
dimana saja, sehingga untuk mendaptkan bahan baku ikan lele tergolong cukup
mudah. Kualitas Abon, terutama abon lele baik atau tidak juga dapat
dikenali dari ciri fisiknya terutama warna, tekstur, rasanya atau seratnya.
Berikut adalah tips-tips untuk memilih ikan lele yang segaruntuk
membuat abon:
- Kalau Anda membeli ikan yang utuh (belum dipotong-potong), pilihlah ikan yang masih memiliki mata yang bening/tidak buram, insangnya berwarna merah tua dan berlendir. Adanya lendir menandakan tidak ada zat kimiawi yang digunakan untuk mengawetkan ikan tersebut.
- Kalau Anda membeli ikan yang sudah dipotong-potong perlu diperhatikan aroma dagingnya, jika aromanya amis, berarti ikan itu segar. Tetapi jika sudah bau amis yang menusuk apalagi bau tengik, berarti kondisinya sudah kurang bagus.
- Tekan-tekan daging ikan: jika terlalu kenyal seperti karet atau agar-agar, kemungkinan ikan tersebut sudah diberi bahan pengawet. Lihat juga warna dari dagingnya, ikan yang segar warna dagingnya cerah, sedangkan ikan yang berpengawet cenderung pucat dan tidak ada lalat yang mendekati.
- Tak ada salahnya membeli ikan yang masih dalam keadaan hidup. Jika tak memungkinkan, Anda harus memastikan reputasi toko/pasar yang menjual ikan
- Atau jika tidak yakin anda dapat membeli ikan lele yang masih hidup
II.
TEKHNOLOGI PROSES
a)
Bahan
·
ikan
lele 1,5 kg
·
Gula
Merah 450 g
·
Gula
Pasir 150 g
·
Lengkuas
40 gram
·
Sereh
2 batang
·
Daun
Salam 2 lembar
·
Ketumbar
8 gram
·
Bawang
Putih 40 gram
·
Bawang
Merah 40 gram
·
Jahe
15 gram
·
Asam
Jawa 20 gram, direbus dengan 40 cc air, saring, ambil airnya.
·
Garam
secukupnya
·
Minyak
goreng 300 g
b)
Alat
·
Baskom
·
Pisau
·
Piring
·
Wajan
·
Mesin
peniris minyak
·
Gelas ukur
·
Neraca
·
Panci
·
Wajan
·
Sendok
·
Kompor
·
Spatula
·
Penyaringan
·
Lumpang
dan alu atau Blender
·
Plastik
·
Alat
sealing
c)
Prosedur
1.
Pertama
siapkan ikan lele dengan ukuran yang besar,
berat minimal 1kg dapat 3 ekor ikan, karena jika ukuran ikan untuk
konsumsi ( 1kg/ 5-6 ekor ikan ) akan
terlalu banyak yang terbuang ketika memisahkan daging dari kulit dan tulangnya.
Semakin besar ukuran ikan ikan lele akan semakin banyak daging yang akan
didapatdan semakin sedikit yang terbuang.
3.
Setelah
itu kukuslah ikan sampai kulit ikan menjadi lunak atau mudah terkelupas,
biasanya waktu yang dibutuhkan untuk mengukus skitar 15menit atau tergantung
dari banyaknya ikan.
4.
Angkat
dan tiriskan ikan lele yang dikukus, setelah tiris pisahkan daging dari kulit
dan tulangnya, kmudian daging di suir-suir menjadi potong kecil dengan
menggunakan garpu.
5.
Haluskan
ketumbar, bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas,
6.
Tumis
bumbu halus dengan minyak goreng hingga harum, tambahkan sereh dan daun salam.
Tambahkan air asam jawa+garam+gula pasir+gula merah.
7.
Hasil
suiran ikan lele di masak dengan bumbu (
ditumis+air) sampai menyerap (hingga air habis)
8.
Setelah
itu dimasak/digoreng dengan minyak panas( MEMASAK HARUS DENGAN API KECIL) sampai berwarna kecoklatan ( diaduk perlahan
secara terus menerus). Pada tahap menggoreng juga menentukan warna abon,
semakin lama digoreng akan menghasilkan warna abon semakin merah , hasilnya
akan terlihat setelah abon ditiriskan.
9.
Setelah
matang ditiriskan. Ciri khas abon adalah kering, maka jika anda melakukan
penirisan dengan cara traditional akan memakan waktu seharian untuk mendapakat
hasil yang maksimal, tetapi jika proses meniriskan menggunakan mesin peniris minyak cukup membutuhkan
waktu skitar 15 menit per proses.
10.
Abon
lele siap disajikan dan siap di pasarkan.
III.
PENGENDALIAN
PROSES
No
|
Tahap Proses
|
Titik Pengendalian
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
|
Pemilihan bahan
Pengukusan
Penggorengan
abon
Pengeringan abon
Sealing
|
Harus yang segar
Hingga kulit lele mudah terkelupas
Tadak boleh terlalu panas
Hingga benar – benar kering
Abon harus sudah dalam keadaan dingin
|
Diyji menggunakan visual
Pengujian menggunakan visual
Menggunakan api kecil
Dapat menggunakan mesin atau secara tradisional
|
IV.
ANALISA EKONOMI
a) Pengeluaran
Ikan
lele 1,5 kg = Rp 18.000,-
Bahan
Bumbu = Rp 5.000,-
Minyak
goreng = Rp 4.000,-
Gas
dll = Rp 2.000,-
Total pengeluaran = Rp 29.000,-
Akan
terjadi penyusutan randemen menjadi kurang lebih 500 g . penyusutan ini
dikarenakan daging ikan harus dipisahkan dari kulit,tulang dan kepala ikan.
b) Pemasukan
500g
abon =
30 bungkus/ 100gr abon
5
x Rp 12.000 = Rp 60.000,-
c)
Keuntungan
Bersih
Rp 60.000,- – Rp 29.000,- = Rp 31.000,-
No comments:
Post a Comment